
Bambang Susanto selaku Kepala Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) mengumumkan rencana pembangunan pada wilayah ibu kota tersebut. Hal tersebut disampaikannya pada forum untuk menjajaki peluang kerja sama dengan Amerika Serikat.
Lalu, Bambang juga mengungkapkan bahwa pembangunan akan menggunakan energi hijau sampai konsep wilayah yang bisa menyerap air untuk mengatasi banjir yang selama ini sering terjadi.
“IKN Nusantara dirancang menjadi kota yang tangguh, hijau, cerdas, inklusif serta kota hutan yang berkelanjutan. Sehingga ada tiga konsep yang akan diimplementasikan untuk mengembangkan kota,” jelasnya mengutip dari keterangan resmi, Senin (13/6/2022).
Pada aspek energi, Kepala IKN tersebut juga mengatakan sistem tenaga listrik akan dibuat menggunakan sumber energi hijau yang nantinya dikembangkan pada tiga tahap. Untuk jangka pendek EV Support, PV Rooftop yang ada di beberapa tempat komersial dan umum, stasiun pengisian daya, industri dan perumahan.
Lalu, untuk jangka menengah, Wind Farm dengan kapasitas sebesar 70 MW di tahun 2024 dan di tahun 2025 yaitu Solar Farm berkapasitas 50 MW. Pada jangka panjang akan dibuat PLTA yang memiliki kapasitas sebesar 910 MW di tahun 2028.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala IKN ketika datang ke acara Clean EDGE Trade Mission Agenda di Jakarta, Senin (6/6/2022).
Pertemuan itu membahas tentang potensi kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat pada sektor energi, khususnya untuk menjelaskan tahapan perencanaan dan kebutuhan akan energi terbarukan demi ibu kota baru.
Selanjutnya, tiga konsep untuk pembangunan IKN yaitu hutan yang didominasi dengan bentang alam dan struktur hutan yang memiliki fungsi menjadi ekosistem guna menciptakan kehidupan bersama dengan alam. Kemudian, kota spons yaitu dengan melakukan peningkatan daya serap pada air sehingga bisa mengurangi resiko terjadinya banjir serta meningkatkan kuantitas dan kualitas air bersih.
Potensi Kerja Sama Bidang Ekonomi
Di kesempatan yang sama, Mohammed Ali Berawi yang menjabat sebagai Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi Tim Transisi IKN menyampaikan potensi kerja sama pada superhub ekonomi IKN. Tidak lupa juga visi superhub ekonomi Nusantara perlu direalisasikan lewat 6 klaster ekonomi inovatif, tangguh, dan strategis.
Keenam klaster itu yaitu Kluster Ekowisata dan wisata kesehatan, Klaster Industri Pertanian Berkelanjutan, Klaster Farmasi Terintegrasi, serta Klaster Industri Teknologi Bersih. Lalu, Klaster Bahan Kimia dan Produk Turunan Kimia, dan Klaster Energi Rendah Karbon, serta tidak lupa juga dua klaster pendukung lainnya yaitu Kluster Abad ke-21 dan Smart City serta Pusat Industri 4.0.
“Pada bidang energi terdapat dua proyek potensi guna bekerja sama yaitu Pengambangan Fotovoltaik Mengambang dan Pengembangan Tenaga Surya di Bendungan Sepaku Semoi,” ungkapnya.
Transportasi Cerdas
Mohammed Ali Berawi pun menjelaskan plan tentang Sistem Transportasi Cerdas dan juga Sistem Transit pada IKN. Pada sistem transit akan diberlakukan menggunakan BRT (Bus Rapid Transit) dengan basis listrik dan memberikan cakupan layanan transit sebesar 80%.
“Nantinya ada 3 jenis BRT, yaitu BRT reguler yang menyambungkan antar sub-area BRT otonom dan BRT direct service sebagai feeder. Semua ITS yang ada di daerah Ibu Kota Bari akan melekat dengan data center ITS. Di proses awal hanya berfokus pada daerah (KIPP) Inti Pusat Ibu Kota saja,” tutupnya.
Tawaran dari Australia
Pemerintah Australia sudah menawarkan teknisi ahli guna membantu pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Mereka berniat membantu Indonesia agar bisa merealisasikan IKN Nusantara menjadi kota hijau, berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Anthony Albanese sebagai Perdana Menteri Australia juga menilai jika rencana pembangunan IKN adalah prospek yang sangat luar biasa, dan menunjukkan arah serta tujuan dari negara Indonesia.
“Saya sangat senang hati memberikan teknisi ahli dari Australia guna membantu membangun kota yang hijau, bersih dan memiliki teknologi tinggi,” ungkap PM Albanese ketika memberikan keterangan resmi setelah melakukan pertemuan bilateral antara Indonesia dan Australia bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Presiden, Senin (6/6/2022).
PM Albanese melihat jika Australia dan Indonesia sejalan untuk mensukseskan ketahanan iklim dan juga memberikan akses yang jauh lebih baik akan energi hijau yang sangat terjangkau, andal di semua wilayah, pada usaha transisi ke nol emisi karbon.
Oleh sebab itu, PM Anthony Albanese sangat berharap bisa memajukan kemitraan iklim beserta infrastrukturnya menggunakan dana hibah awal senilai 200 juta dolar AS.
Nah, itu saja ulasan tentang kerja sama antara Indonesia dan Australia untuk membangun Ibu Kota Baru. Semoga ulasan di atas bisa menambah pengetahuan dan berguna untuk Anda serta semoga hal tersebut bisa terwujud sesuai rencana dan tanpa ada halangan sedikitpun agar IKN Nusantara bisa terealisasikan sebagaimana mestinya.